Meskipun kental nuansa Islami, tarian sufi diperuntukkan bagi semua orang. Tak terbatas pada gender, usia, agama, maupun budaya. Bahkan, dianjurkan bagi orang yang mengalami depresi.
Penari sufi dan pemilik Zawiyah Pondok Rumi, Workshop Whirling Dervishes Rumi & Sufi Meditation Center Arief Hamdani mengatakan, tarian sufi terbuka bagi siapa saja, sekalipun mereka beragama non muslim.
"Kami terbuka. Waktu ke Jepang misalnya, ada 6 orang non muslim yang tertarik belajar," kata Arief kepada detikHot, Senin (22/7/2013).
Di Pondok Rumi miliknya, ada sekitar 30 orang penari sufi yang berusia 5 sampai 50 tahun. Tidak hanya pria, juga wanita. Ada yang diajak, namun tak jarang atas inisiatif sendiri.
Mereka datang dari berbagai latar belakang. Kebanyakan anak-anak jalanan yang hobi berkesenian dan kaum dhuafa yang orangtuanya sudah tiada.
"Saya anggap ini sebagai dakwah. Sering saya ajak pengamen-pengamen jalanan, ada juga anak-anak yang tertarik dan belajar. Dari orang biasa sampai pejabat, dari orang yang enggak tahu agama sampai ulama, dari anak kecil sampai orangtua," ujarnya.
Metode pelatihan hampir sama antara penari sufi pria dan wanita. Hanya saja, penari sufi wanita dilengkapi dengan jilbab dan pentas di tengah majelis atau perkumpulan wanita juga. Tidak boleh di depan kumpulan pria.
Adapun penari sufi anak-anak dinilai lebih mudah diajari karena masih sangat belia dan murni dari dosa. Mereka lebih cepat bereaksi dengan dzikir serta shalawat.
"Anak-anak dibawah 6 tahun itu justru lebih gampang diarahkan karena lebih tulus, lebih murni, sehingga energi cinta lebih cepat dirasakan," kata Arief.
Kegiatan yang dilakukan di Pondok Rumi yang berlokasi di Pondok Jaya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan ini tidak cuma diisi dengan menari sufi. Ada juga majelis dzikir dan saling bertukar pikiran yang tak jauh dari dakwah. Semua tidak dipungut biaya sepeserpun.
Cukup sering pula orang-orang datang membawa keluh kesah dan permasalahan duniawi yang membuat resah. Nah, disinilah tarian sufi berperan.
"Pondok Rumi itu Zawiyah, tempat orang singgah, lalu kami sediakan makanan dan saling berdiskusi. Banyak orang depresi datang dan merasa lebih baik setelah ikut berdzikir dan menari sufi," ujar Arief .
"Kami mengajak orang yang sedih, depresi, untuk sama-sama menuju cinta yang abadi, cinta pada Allah. Insya Allah sedih, depresi, akan hilang ketika rasa cinta itu datang," Arief menambahkan. (http://hot.detik.com)
Post a Comment Disqus Facebook