Rumi Sufi

0
Mutiara Cinta Sang Sufi
Lembah Cinta Sang Wali - Ibnu Ajibah Al-Hasany

“Segala puji bagi Allah yang telah meluapi lembah kalbu para wali-Nya dengan luapan Cinta kepada-Nya. Dia yang membangunkan istana khusus agar luapan arwah para kekasih-Nya itu, senantiasa menyaksikan keagungan-Nya. Dia pula yang menghamparkan padang ma’rifatullah melalui rahasia-rahasia jiwanya. Lalu kalbunya berada di sebuah taman surga. Taman itu penuh dengan lukisan-lukisan ma’rifatullah yang tiada tara. Sedangkan arwah-arwah mereka berada di Taman Malakut, tak sejenak pun arwah itu melainkan berada dalam keabadian penyucian pada-Nya. Duh, rahasia arwahnya, mendendangkan tasbih dalam tarian Lautan Jabarut-Nya

Aku Adalah Dia - Al-Hallaj

Hari-hari ini, betapa sempitnya dada orang, ketika rasa syukur saja telah hilang dari lembah jiwanya. Apalagi mengembangkan senyum bunga di hatinya. Mereka lebih senang memuja egonya daripada memuja Allah atas nikmat-nikmatNya. Padahal Allah dengan segala CintaNya tak henti-hentinya memanggil, “Ingatlah kepadaKu, niscaya Aku ingat kepadamu…..Bersyukurlah kepadaKu dan janganlah mengingkari diriKu….”

Aku adalah Dia yang kucintai dan Dia yang kucintai adalah aku
Kami adalah dua jiwa yang bertempat dalam satu tubuh.
Jika engkau lihat aku, engkau lihat Dia,
Dan jika engkau lihat Dia, engkau lihat aku. 

Tarian Semesta - Muhammad Luqman Hakim

Sungguh, kedahsyatan Cinta itu, telah membawa tarian semesta ini, seperti gerak rancak yang gemulai dalam senandung musik Ilahiyah yang Sempurna. Bagaimana tidak, ketika kita sebut KekasihNya, Muhammad Rasul SAW yang tercinta, tiba-tiba segalanya mekar bagai bunga, lalu membentuk jadi Kauniyah, lahiriyah dan batiniyah kita semua. Bagaimana tidak, sehari semalam kita selalu senandungkan ungkapan Cinta kasih dan kedamaian abadi lewat getaran-getaran milyaran bibir yang menyanyikan sholawat dan salam kepada kekasihNya itu.

Sholawat Cinta - Muhammad Luqman Hakim

Sholawat dan salam yang kita ungkapkan lewat bibir-bibir mungil para bayi yang tersenyum dengan mata telanjang bening berbinar, lebih dari kejujuran hati kita masing-masing. Sampai Nabi Saw, menyebutkan, “Tak seorang pun akan menggapai kesempurnaan imannya, sampai Allah dan RasulNya lebih dicintainya, ketimbang keluarga, harta dan sesama manusia.”

Tiba-tiba setelah itu, segala yang muncul dari nafas para hamba, dari gerak gerik hati para pecintaNya, dari detak jantung para perinduNya, dalam sauh rasa yang mencekam, karena menahan keharuan indahnya Cinta, adalah kebajikan-kebajikan sejati yang maujud dalam gerak dan ucapan, kebajikan hidup ini, dan kebajikan kehidupan di akhir nanti. Sebuah Peradaban Cinta yang luhur dan agung, sampai diperjuangkan dengan darah dari bekaman airmata, atau pun dari airmata yang tersaring dari beningnya darah perjuangan kita semua. Sebab setelah itu, keringat yang menetes dari peluh tubuh kita, adalah mutiara-mutiara bening dari getaran jantung kecintaan, dari sungai yang mengalir menuju Lautan Cinta Sang Kekasih, dari gairah yang tak henti-hentinya, dari mata air di puncak bukit kemakhlukan, pada titik air kehambaan.

Gelora Cinta Allah - Hadits Qudsi

“Wahai Jibril!”. Tiba-tiba suara Allah bergelora memenuhi langit bumi seisinya. “Aku telah mencintai seseorang, maka cintailah dia!.” Lalu Jibril pun mencintai orang itu, bahkan Jibril menggelorakan cintanya melalui ungkapannya yang agung di seluruh langit, “Wahai….Sesungguhnya Allah ta’ala telah mencintai seorang hamba, maka, cintailah wahai kalian semua pada hamba ini.” Lalu gemuruh cinta bertaburan dari penghuni langit melimpahi sang hamba itu, dan penghuni bumi pun menerima sepenuhnya.” Tapi jika Allah Azza wa Jalla membenci seorang hamba, hanya Dia katakan, “Entahlah, Aku tak peduli padanya…”.

Sedikit dan Banyak - Abu Yazid al-Bisthamy

“Cinta adalah menganggap kecil dan sedikit apa saja yang kau anggap banyak dalam dirimu, lalu menganggap banyak apa saja yang sedikit dari Sang Kekasih.”

Lukisan Cinta - Muhammad Luqman Hakim

Para Sufi lalu membuat lukisan Cinta itu, dengan ungkapan-ungkapan surrealis yang indah. Mereka katakan, CintaNya kepada hamba merupakan salah satu dari manifestasi Af’alNya, yaitu kebajikan spesial yang bertemu antara Dia dengan hambaNya, sekaligus juga kondisi anugerah ruhani yang yang membubung pada cinta itu. Cinta adalah dendam kebimbangan hati yang abadi. 

Cinta adalah segalanya bagi yang dicintai, melampaui apa saja yang dekat dengannya. Cinta adalah keselarasan demi keselarasan jiwa, baik di alam nyata maupun alam ghaib. Cinta adalah terhangusnya pecinta karena Sifat-sifatNya, dan kemandirian Yang Dicinta dengan DzatNya. Cinta adalah langkah-langkah jalan Qalbu bagi hasrat Rabbnya. Cinta adalah ketakutan-ketakutan untuk kehilangan kehormatan cinta dengan segala bakti sepenuhnya.

Jendela Cinta - Muhammad Luqman Hakim

Karena itu, bukalah jendela-jendela hatimu. Bukalah pintu-pintu jiwamu. Bukalah gerbang-gerbang akal dan fikiranmu. Bukalah lambang-lambang pengetahuanmu, agar Cahaya yang memendar abadi dari Kecintaan Ilahi, memasuki relung-relungmu, memenuhi seluruh dinding hatimu, mengembangkan bibir mungil dari bayi suci fitrahmu. Pintalah CintaNya dan Ma’rifatNya, agar memenuhi jiwamu. Namun, agar Jalan Cinta di depanmu begitu lempang ke Istana CintaNya, raihlah tangan-tangan Suci yang telah dilimpahi Cinta dan Ma’rifatNya, agar bisa membimbingmu ke Jalan Cinta yang sesungguhnya. Tangan-tangan para KekasihNya.

Selingkuh Kita - Muhammad Luqman Hakim

Dalam pergumulan jiwa kita sehari-hari, -- diakui atau tidak -- seringkali terjadi perselingkuhan spiritual. Yang paling sederhana dari perselingkuhan itu ketika kita sedang menutupi jiwa kita dari pandangan Allah, kemudian kita bersembunyi dari Allah, berakhir dengan tindakan kita: melanggar aturan Allah.

Begitu kita langgar “janji cinta” antara kita dengan Allah, Kemahacemburuan Allah telah mengoyak jiwa kita, tanpa kita sadari sudah begitu lama kita berpaling dari Allah. Bahkan Allah hanya kita jadikan alibi sehari-hari, kita jadikan alasan-alasan kegagalan, kalau perlu Nama Allah kita jualbelikan dalam pasar kebudayaan dan politik, atau kepentingan nafsu lainnya.

Lalu, Allah kita bikin tarik ulur dalam qalbu kita. Terkadang Allah begitu jauh, terkadang begitu dekat, terkadang hadir, terkadang hilang, terkadang pula kita hempaskan ke hamparan hawa nafsu kita. Seakan-akan kita ini memiliki kekuasaan untuk mengatur segalanya, bahkan termasuk mengatur Allah dalam gerak gerik jiwa kita, khayalan dan persepsi kita. Bahkan Nama Allah sering kita sebut hanya untuk diketahui public bahwa kita akrab dengan Allah, kita ahli dzikir, kita sering munajat pada Allah. Padahal hanya kebusukan jiwa kita yang mendorong demikian. Seperti seseorang yang berteriak, “Saya lakukan ini Lillahi Ta’ala,….! Saya ikhlas, lho…ini demi Allah!”, sadar atau tidak ia menikmati riya’ jiwanya, agar disebut sebagai orang yang ikhlas. Dan inilah yang memang dimaui oleh masyarakat syetan. Perselingkuhan hebat.

Cinta Kepada Allah - Imam Syafi’i

Engkau durhaka kepada Allah dan sekaligus menaruh cinta kepada-Nya. Ini adalah suatu kemustahilan. Apabila benar engkau mencintai-Nya, pastilah engkau taati semua perintah-Nya. Sesungguhnya orang menaruh cinta tentulah bersedia menaati perintah orang yang dicintainya. Dia telah kirimkan nikmat-Nya kepadamu setiap saat dan tak ada rasa syukur yang engkau panjatkan kepada-Nya

Mencintai Wanita - Imam Syafi’i

Semua orang menyenangi wanita, tetapi mereka berkata, “Mencintai wanita adalah awal sebuah derita.” Bukan wanita yang membuat derita, tetapi mencintai wanita yang tidak mencintaimulah yang akan menciptakan derita bagimu

Senda Gurau - Imam Syafi’i

Yaqut al-Hamawi meriwayatkan dari Ibnu Umar al-Syafi’i, dia mengatakan bahwa Abu Abdillah al-Syafi’i pernah menikahi seorang wanita Quraisy di Mekkah. Kemudian al-Syafi’i pernah mencandai istrinya itu dengan mengatakan:

Di antara malapetaka yang sangat dahsyat adalah jika kamu mencintai wanita atau laki-laki yang tidak mencintai kamu. Ia akan selalu berpaling darimu. Meskipun kamu menungguinya dengan penuh kesabaran, ia tak akan menggrubismu

Membalas Kebaikan dengan Kejahatan - Imam Syafi’i

Malapetaka paling besar adalah bila engkau mencintai seseorang yang sedang mencintai orang lain. Atau jika engkau mengharap kebaikan seseorang, akan tetapi justru orang itu berharap agar kita celaka atau binasa.

Mencintai Orang-orang Saleh - Imam Syafi’i

Aku mencintai orang-orang saleh, meskipun aku belum termasuk golongan mereka. Aku tetap berharap semoga aku mendapatkan syafaat dari mereka.

Aku membenci orang-orang durhaka meskipun sebenarnya, mungkin, aku pun termasuk golongan mereka.

Kewajiban Mencintai Keluarga Rasulullah - Imam Syafi’i

Wahai keluarga Rasul! Mencintai kalian wajib hukumnya menurut al-Qur’an. Kami bangga dengan kalian. Orang yang tidak membaca shalawat untuk kalian, tidak akan mendapat rahmat.

Cinta Allah Pada Manusia - Hadis Qudsi

Rasulullah Saw. bersabda, Allah Swt. berfirman:
Hamba-Ku yang beriman masih terus mendekatkan diri kepada-Ku sampai Aku mencintainya. Maka bila Aku mencintainya, jadilah Aku pendengarnya, penglihatannya…

Cinta Orang Kafir dan Beriman - QS. al-Baqarah: 165

Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman dengan sangat mencintai Allah. 

Zuhud Dunia

Rasulullah Saw bersabda:
Zuhudlah engkau pada dunia, pasti Allah akan mencintaimu. Zuhudlah pada apa yang ada pada manusia, pasti manusia mencintaimu.

Cinta Bagaikan Bara Api

Cinta adalah penyembuh bagi kebanggaan dan kesombongan, dan pengobat bagi seluruh kekurangan diri. Cinta adalah bara api yang siap membakar dan menyala, selain yang dicinta. Tauhid adalah pedang, yang jika diayunkan oleh pemiliknya akan dapat membakar semuanya, selain Allah Swt.

Ibadah dengan Cinta - Khalid Muhammad Khalid

Di taman cinta yang indah mempesona, ibadah itu berubah menjadi keindahan dalam kehidupan yang membawa kesenangan, keriangan, dan kebahagiaan. Di bawah keteduhan naungan cinta, perintah ibadah tidak lagi menjadi beban yang harus dipikul, tetapi ia adalah sesuatu yang patut diterima dengan senang dan gembira.

Ingin Berjumpa dengan Allah - Khalid Muhammad Khalid

Cinta kepada Allah itu menarik-narik dari Ahlullah berbagai penjuru, maka sebagian dari mereka ada yang menghendaki hidup seribu tahun agar kelezatan ibadah itu dapat dirasakan terus menerus dalam kerinduan. Sebagian lagi ada yang menghendaki secepatnya meninggalkan dunia fana ini, bahkan mereka sanggup membayarnya dengan harga yang mahal, agar mereka dapat segera merasakan manisnya perjumpaan dengan Allah Swt.

Cinta Membersihkan Hati - Muhammad Mahdi al-Shifi

Cinta kepada Allah dapat membersihkan hati dari kenistaan dan ketergantungan terhadap dunia. Cinta kepada Allah adalah faktor yang terkuat pengaruhnya dalam hati manusia. Ia adalah api dan cahaya. Ia membersihkan hati, menerangi dan memberinya keteguhan.

Menangis Bukan Karena Cinta Dunia - Muhammad Mahdi al-Shifi

Amru bin Geis berkata sambil menangis di waktu menderita sakit yang menghantarkannya pada sang sakaratul maut:

“Saya bukan menangis karena dunia yang kalian cintai, tetapi yang kutangisi adalah terpisahnya tenggorokanku dari kehausan di musim panas dan terpisahnya diriku dari bangun malam di musim dingin.”

Rindu pada Allah - Muhammad Mahdi al-Shifi

Abdullah bin Zakaria berkata: “Sekiranya aku disuruh memilih umur sampai seratus tahun dan kugunakan untuk beribadah kepada Allah dengan nyawaku diambil hari ini juga, niscaya kupilih nyawaku dicabut sekarang juga, karena rinduku kepada Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang saleh dari hamba-hamba-Nya.

Sakit Cinta

Suatu ketika, Jalaluddin Rumi ditanya gurunya, Syamsuddin Tabriz, “Apakah Anda tidak mengetahui, bahwa semua orang sakit mendambakan kesembuhan, kecuali para penderita sakit cinta, mereka merindukan sakitnya bertambah dan berhasrat agar sakitnya itu berlipat ganda. Cinta adalah penyakit, tetap ia akan membebaskan penderitaannya dari segala penyakit lain. Apabila penyakit cinta menimpa seseorang, maka dia tidak akan ditimpa penyakit lain. Ruhaninya menjadi sehat, bahwa nyawanya adalah kesehatan, yang semua orang ingin membelinya.

Perbedaan antara Hubb dan Wudd - Habib Ali al-Jufri

Hubb adalah sebuah makna yang tertanam dalam jiwa, ada yang bisa mengekspresikan dan ada yang tidak bisa mengekspresikan rasa cinta tersebut.

Kalau wudd adalah sebuah ekspresi dari rasa cinta yang tertanam dalam jiwa tadi, bisa dengan cara ucapan ataupun tindakan.

Tebaran Cinta - Syekh Ali Jum’ah

Bahagiakanlah orang yang kamu kenal maupun tidak kamu kenal, niscaya kamu akan menemukan kebahagiaan dalam diri kamu sendiri. Kita harus saling mencintai satu sama lain, menebar kasih sayang sepanjang waktu.

Hati Pecinta 

Allah Swt, memeuhi hati para pecinta (Wali-waliNya) senantiasa mencintaiNya total. Dan Allah Swt, mengkhususkan ruh-ruh mereka untuk menyaksikan keagunganNya. Lalu Allah Swt, menyiapkan hambaran rahasia ruh mereka dengan untuk menerima amanah ma'rifatNya.

Hati mereka ada di taman syurga ma'rifat penuh suka cita. Ruh-ruh mereka berada di taman Malakut penuh dengan penyucian padaNya. Dan Rahasia ruh mereka ada di Lautan Jabarut, penuh bertasbih padaNya.


Sumber:
http://sufinews.com/index.php/mutiara/oase/sketsa-sufi/item/509-mutiara-cinta

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Rumi Sufi Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:





Terima kasih telah membaca Mutiara Cinta Sang Sufi | Silahkan share Mutiara Cinta Sang Sufi melalui media sosial. Untuk menyimak posting terbaru silahkan Like Facebook :
| Twitter : | Youtube Channel:
Info :
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Disqus

 
Top