Rumi Sufi

0
Akulah Angin Engkaulah Api (hidup dan karya Jalaluddin Rumi)
“Bagaimana keadaan sang pencinta?”
Tanya seorang lelaki.
Kujawab, “Jangan bertanya seperti itu, sobat:
Bila engkau seperti aku, tentu engkau akan tahu;
Ketika Dia memanggilmu,
Engkau pun akan memanggil-Nya!” (D 2733)

Suatu malam aku bertanya kepada Cinta: “Katakan,
Siapa sesungguhnya dirimu?”
Katanya: “Aku ini kehidupan abadi,
Aku memperbanyak kehidupan indah.”
Kataku: “Duhai yang diluar tempat,
Di manakah rumahmu?”
Katanya: “Aku ini bersama api hati,
Dan diluar mata yang basah,
Aku ini tukang cat; karena akulah setiap pipi
Berubah jadi berwarna kuning.
Akulah utusan yang ringan kaki,
Sedangkan pencinta adalah kuda kurusku.
Akulah merah padamnya bunga tulip,
Harganya barang itu,
Akulah manisnya ratapan, penyibak
Segala yang tertabiri .... (D 1402)

Duhai Cinta, siapa yang bentuknya lebih indah,
Engkau atau taman dan kebun apelmu? (D 2138)

Lewat Cintalah semua yang pahit akan jadi manis,
Lewat Cintalah semua tembaga akan menjadi emas.
Lewat cintalah semua endapan
Akan menjadi anggur murni;
Lewat Cintalah semua kesedihan akan jadi obat.
Lewat Cintalah si mati akan jadi obat.
Lewat cintalah raja jadi budak! (M II 1529f.)

Aku berkelana terus, aku melangkah dari
Akhir ke awal:
Dalam mimpi, gajah ini melihat gurun luas
Hindustanmu!
Mana mungkin mengukur samudramu
Dengan piring?
Kalau saja bumi dan gunung itu bukan pencinta,
Tentu rumput tak akan tumbuh dari dada mereka.... (D 2674)

Cinta itu api yang akan mengubahku jadi air,
Seandainya aku batu yang keras. (D 2785)

Di mata orang, itu disebut Cinta;
Namun di mataku, itu penderitaan (bala) jiwa! (D 2499)

Hanya si orang kasim “Dukacita”
Yang boleh memasuki ruang rahasia Cinta.
Ketika Cinta datang: “Engkau berikan jiwamu
Kepadaku?”
Kenapa tak engkau jawab saja: “Ya!”
Cinta seperri menara cahaya,
Di dalam menara itu: api!
Seperti burung-burung unta,
Jiwa-jiwa yang mengitari menara itu:
Makanan mereka, api yang sangat lezat! (D 2629)

Cinta itu samudra yang gelombangnya
Tak terlihat:
Air samudra itu api, sedangkan ombaknya mutiara. (D 1096)

Tak ada tabir bagi jiwa
Yang berada dalam tempat mandi
Hangat Cintanya;
Aku bukanlah lukisan di dinding pemandian
Kenapa tak kukoyak-koyak saja pakaianku
(dalam ekstasi penuh cinta)? (D 1433)

Betapa bahagia padang rumput
Yang ditumbuhi bunga mawar
Dan eglantine (nama tumbuhan)
Berkat air Cinta, tempat merumputnya rusa betina! (D 2392)

Ketika si pembawa-air “Cinta”
Berteriak dengan suara guntur,
Segera saja gurun
Akan penuh tetumbuhan! (D 1308)

Karena Cinta telah menangkap ujung (baju)-ku
Lalu menyeretnya seperti orang lapar
Memegangi ujung taplak meja.... (D 3073)

Orang yang jauh dari jaring Cinta
Adalah burung yang tidak bersayap!
Dunia akan jadi sesuap santapan
Kalau saja Cinta punya mulut (D 2435)

Menjadi darah, minum darah sendiri,
Duduk bersama anjing di pintu iman. (D 2102)

Cintamu, seekor singa hitam,
Menjadikan tulang-tulangku berantakan!
Akankah singa yang haus darah minum darah anjing?
Karena anak panah,
Hati ini jadi seperti punggung landak!
Kalau Cinta punya hati,
Tentu ia punya rasa kasihan! (D 1067)

Betapa bahagianya kota yang rajanya Cinta!
Di mana-mana orang berpesta pora,
Di jalan, dan juga di rumah,
Cinta mencopet dompetku.
Kataku: “Apa-apaan ini?”
Katanya: “Tidak cukupkah rahmatku
Yang tak terbatas itu bagimu?” (D 1830)

Dari anggur Cinta, Tuhan menciptaku!
Cinta jadi gemuk dan rupawan,
Akal berubah jadi kurus. (D 2190)

Kurusnya rembulan disebabkan kedekatannya
Dengan matahari. (D 2942)

Kalau untuk anak ayammu kamu bangun kandang,
Itu tak cocok buat unta, itu terlalu besar!
Kandang: tubuhmu, sedangkan anak ayam: akal
Cinta itu unta yang tinggi dan besar! (D 2937)

Mereka yang berakal
Menjauh dari bangkai semut
Karena hati-hati;
Para pencinta menginjak-nginjak naga
Seenaknya! (D 2366)

Berkat pekikan Cinta, penjara menjadi surga:
Tuan Keadilan Akal, mabuk di kursi hakim!
Mereka menghadap Profesor Akal guna bertanya:
“Kenapa dalam Islam
Terjadi kegaduhan mengerikan ini?”
Mufti Akal Pertama menjawab dengan fatwa:
“Inilah saat kebangkitan-dimanakah
(perbedaan antara) yang halal dan yang haram?”
Khatib “Cinta” masuk ke idgah
(tempat shalat) Persatuan
Dengan membawa pedang Dzulfiqar
Seraya berkata: “Maha Terpuji Raja
Yang menebarkan dari samudra
Tidak di mana-mana
Jiwa-jiwa laksana permata .... (D 202)

Cinta mengangkat gada,
Lalu memukulkannya pada kepala Akal.
Tanyaku: “Duhai Akal, di manakah engkau?”
Akal menjawab:
“Karena aku sudah menjadi air anggur,
Kenapa aku harus jadi buah anggur masam?” (D 2942)

Setiap pagi karena cinta padamu Akal ini menjadi gila,
Naik ke atap otak, lalu memainkan kecapi .... (D 2601)

Anjing yang penuh cinta
Lebih baik dibanding singa ugahari!
Singa langit (lambang leo) mencium cakarnya
Dengan bibir yang belum tersentuh bangkai. (D 1174)

Cinta masuk masjid, lalu katanya:
“Duhai guru dan pemandu,
Putuskan belenggu-belenggu eksistensi
Mengapa engkau masih saja
Terbelenggu sajadah?”
Cinta itu bebas dari sempitnya ceruk shalat. (D 355)

Kalau tak punya kaki,
Pencinta terbang dengan sayap prakeabadian;
Kalau tak ada kepala
Pencinta punya kepala-kepala lain! (D 594)

Tanyamu padaku: “Siapa kamu?”
Mana mungkin aku tahu?
“Dari mana? Dari keluarga mana?”
Mana mungkin kutahu?
Tanyamu padaku: “Kamu minum,
Mabuk
Karena anggur manis lagi keras apa?” Mana mungkin
Kutahu?
Kalau aku sendiri ini kamu,
Lantas, siapa kamu?
Apakah kamu ini, kamu itu?
Mana mungkin aku tahu? (D 1544)

Duhai Cinta yang terlalu besar
Euntuk berada di langit
Kenapa engkau dapat berada di dalam hatiku
Yang tertabiri?
Engkau masuk ke rumah hati,
Lalu menutup pintunya dari dalam,
Cerukku, gelasku, dan
“cahaya di atas Cahaya”ku (QS Al-Nur [24]: 35) (D 1460)

Barang siapa menjadi mangsa Cinta,
Mana mungkin dia menjadi mangsa kematian?
Pencinta itu aneh-semakin dibunuh,
Semakin hidup dalam Tuhan! (D 1075)

Mereka yang tahu kekuatan rahasia berputar-putar,
Hidup dalam Tuhan:
Cinta mematikan dan menghidupkan lagi mereka
Mereka tahu itu .... Allah Hu!



Sumber:
Diambil dari buku Akulah Angin Engkaulah Api (hidup dan karya Jalaluddin Rumi), Pengarang Annemarie Schimmel, Mizan, 2005

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Rumi Sufi Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:





Terima kasih telah membaca Manifestasi Cinta | Silahkan share Manifestasi Cinta melalui media sosial. Untuk menyimak posting terbaru silahkan Like Facebook :
| Twitter : | Youtube Channel:
Info :
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Disqus

 
Top