Rumi Sufi

0

Rembulan muncul di langit fajar. Mengambang turun ia, seraya menatapku.
Lalu, bagai seekor elang menyambar mangsanya, ia mencengkeramku dan menyeretku ke angkasa.
Walau kucoba sekuat tenaga, tak mampu aku melihat diriku sendiri.
Berkat keajaiban cahaya rembulan, telah lebur diriku kedalam jiwa murni.

Dalam bentuk itu lah pengelanaanku berlangsung, bersatu dalam cahaya tak-terbatas.
Lalu, rahasia dari pertunjukan abadi tergelar jelas di hadapanku.
Ke sembilan sfera langit, terliputi oleh cahaya.
Wahana-jiwaku, melayang di Samudera tanpa pantai.

Tiba-tiba samudera wujud beralih bentuk menjadi gelombang demi gelombang.
Fikiran timbul: imaji bentuk bagai gelombang memecah di pantai.
Lalu semuanya kembali seperti semula: bersatu dalam jiwa yang murni.
Keberuntungan berupa penglihatan ini berasal dari Syamsudin al-Haqq dari Tabriz.
Tanpa kepemurahannya, tak ada yang dapat menunggang rembulan atau menjadi samudera tanpa batas.

Sumber:
Jalaluddin RumiDivan-i Syamsi Tabriz, ghazal #649.
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Jontahan Star, dalam In the Arms of the Beloved, TCE, Penguin Group (USA), 2008.

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Rumi Sufi Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:





Terima kasih telah membaca Divan-i Syamsi Tabriz: Suatu Fajar Bersama Sang Rembulan | Silahkan share Divan-i Syamsi Tabriz: Suatu Fajar Bersama Sang Rembulan melalui media sosial. Untuk menyimak posting terbaru silahkan Like Facebook :
| Twitter : | Youtube Channel:
Info :
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Disqus

 
Top