Engkau bagai Langit
dan aku seperti Bumi,
yang terpesona pada apa-apa
yang Kau tumbuhkan dalam hatiku.
Haus aku, kering bibirku,
hanya rahmat-Mu berupa hujan
yang dapat mengubah bumi
menjadi sebuah taman mawar.
Karena-Mu ia mengandung sesuatu
dan Engkau lah yang tahu bebannya.
Ia bergetar, ia berputar, ia merintih,
ia melahirkan suatu dambaan Ilahiah.
Sang Kekasih merawat pecinta-Nya
dan melimpahi mereka bermacam hidangan.
Terkadang diikat-Nya mereka
dengan tali nalar fikiran;
kali lain dibebaskannya mereka agar menari.
Pandang lah taman penuh aneka bunga,
tak mampu mereka menahan luapan kegembiraan.
Pandang lah kuasa Ilahiah Sang Tunggal
mengubah tanah lempung hina
menjadi bentuk yang anggun.
Semua yang kita tatap ini adalah hijab
dari Matahari yang tak pernah tenggelam itu;
Matahari yang sudah ada sejak awal,
dan dengan diam-diam
--pada saatnya--akan Dia ungkapkan
apa-apa yang telah ditanam.
dan aku seperti Bumi,
yang terpesona pada apa-apa
yang Kau tumbuhkan dalam hatiku.
Haus aku, kering bibirku,
hanya rahmat-Mu berupa hujan
yang dapat mengubah bumi
menjadi sebuah taman mawar.
Karena-Mu ia mengandung sesuatu
dan Engkau lah yang tahu bebannya.
Ia bergetar, ia berputar, ia merintih,
ia melahirkan suatu dambaan Ilahiah.
Sang Kekasih merawat pecinta-Nya
dan melimpahi mereka bermacam hidangan.
Terkadang diikat-Nya mereka
dengan tali nalar fikiran;
kali lain dibebaskannya mereka agar menari.
Pandang lah taman penuh aneka bunga,
tak mampu mereka menahan luapan kegembiraan.
Pandang lah kuasa Ilahiah Sang Tunggal
mengubah tanah lempung hina
menjadi bentuk yang anggun.
Semua yang kita tatap ini adalah hijab
dari Matahari yang tak pernah tenggelam itu;
Matahari yang sudah ada sejak awal,
dan dengan diam-diam
--pada saatnya--akan Dia ungkapkan
apa-apa yang telah ditanam.
Sumber:
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, Ghazal 3048
Terjemahan Azima Melita Kolin dan Maryam Mafi dalam Rumi: Hidden Music HarperCollins Publishers Ltd, 2001
http://ngrumi.blogspot.com
Post a Comment Disqus Facebook