Rumi Sufi

0
Syair Maulana Jalaluddin Rumi
KHALWAT BERSAMA RABB

Seorang hamba, yang tengah dirundung kesulitan, mengeluh, dengan berbagai cara kepada Rabb-nya 
Dan Rabb berkata, "bukankah dengan semua derita dan sakitmu, engkau menjadi berdoa dengan berendah hati kepada-KU" 
Seharusnya yang engkau keluhkan adalah semua kelimpahan yang engkau terima, yang menyebabkan engkau menjauh dari Pintu-KU 
Sejatinya, musuhmu adalah obat bagi-mu : dia ramuan penyembuh-mu dia hadiah untuk-mu dia yang menguasai hati-mu karena dia engkau bergegas ber-khalwat bersama Rabb-mu dan sepenuh diri berusaha mencari Rahmat-Nya 

AKAN JADI APA DIRIKU

Aku tumbuh dan terus tumbuh seperti rumput; 
Aku telah alami tujuhratus dan tujuhpuluh bentuk. 
Aku mati dari mineral dan menjadi sayur-sayuran; 
Dan dari sayuran aku mati dan menjadi binatang. 
Aku mati dari kebinatangan dan menjadi manusia. 
Maka mengapa takut hilang melalui kematian? kelak aku akan mati 
Membawa sayap dan bulu seperti Malaikat 
Kemudian melambung lebih tinggi dari Malaikat 
Apa yang tidak dapat kau bayangkan 
Aku akan menjadi itu 

NUBUWAH CINTA DARI RUMI 

Aku mati sebagai mineral dan menjelma tumbuhan 
Aku mati sebagai tumbuhan dan terlahir binatang 
Aku mati sebagai binatang dan kini manusia kenapa aku mesti takut? maut tak menyebabkanku berkurang! namun sekali lagi aku harus mati sebagai manusia dan melambung bersama Malaikat, 
dan bahkan setelah menjelma Malaikat Aku harus mati lagi; 
segalanya kecuali Tuhan akan lenyap sama sekali apabila telah ku korbankan jiwa Malaikat ini, 
aku akan menjelma sesuatu yang tak terpahami O;................... biarlah diriku tak ada sebab ketiadaan menyanyikan nada-nada suci, 
"Kepada-Nya kita akan kembali". 

KEKASIH 

Tentang seseorang di pintu Sang Kekasih dan mengetuk. 
Ada suara bertanya, "siapa disana?". 
Dia menjawab, "ini aku". 
Sang suara berkata, "tidak ada ruang untuk Aku dan Kamu." 
Pintu tetap tertutup 
Setelah setahun kesunyian dan kehilangan, dia kembali dan mengetuk lagi. 
Suara dari dalam bertanya, "siapa disana?" 
Dia berkata, "inilah Engkau." maka sang pintu pun terbuka untuknya. 

KEMBALI PADA TUHAN 

Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka, maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan. Begitulah caranya! 
Jika engkau hanya mampu merangkak; maka merangkaklah kepada-NYA! 
Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk maka tetaplah persembahkan doamu yang kering, munafik dan tanpa keyakinan; karena Tuhan dengan Rahmat-NYA akan tetap menerima mata uang palsumu! 
Jika engkau masih mempunyai seratus keraguan mengenai Tuhan maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja Begitulah caranya! 
Wahai pejalan! 
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji ayuhlah datang, dan datang lagi karena Tuhan telah berfirman : "Ketika engkau melambung ke angkasa dan terpuruk ke dalam jurang Ingatlah kepadaku, karena akulah Jalan itu" 

'MATI' SEBELUM ENGKAU MATI
Tafsiran Muutu Qabla anta Muutu;

Rumi Kau sudah banyak menderita tapi kau masih terbalut tirai karena kematian pokok segala dan kau belum memenuhinya deritamu tak kan habis sebelum kau 'Mati' kau tak kan meraih atap tanpa menyelesaikan anak tangga ketika dua dari seratus anak tangga hilang kau terlarang menginjak atap bila tali kehilangan satu elo dari seratus kau tak kan mampu memasukkan air sumur ke dalam timba 

Hai Amir, kau tak kan mampu menghancurkan perahu sebelum kau letakkan "mann" terakhir..... perahu yang sudah hancur berkeping-keping akan menjadi Matahari di Lazuardi karena kau belum 'Mati' maka deritamu berkepanjangan 

Hai Lilin dari Tiraz, padamkan dirimu di waktu fajar ketahuilah mentari dunia akan tersembunyi sebelum gemintang bersembunyi arahkan tombak pada dirimu lalu 'hancurkan'lah dirimu karena mata jasadmu seperti kapas di telingamu.... 

Wahai mereka yang memiliki ketulusan.... jika ingin terbuka 'tirai' pilihlah 'kematian' dan sobekan 'tirai' bukanlah karena 'kematian' itu kau akan masuk ke dalam kuburan akan tetapi karena 'kematian' adalah perubahan untuk masuk ke dalam Cahaya Ketika manusia dewasa, matilah masa kecilnya ketika menjadi Rumi, lepaslah celupan Habsyi--nya ketika tanah menjadi emas, tak tersisa lagi tembikar ketika derita menjadi bahagia, tak tersisa lagi duri Nestapa. 

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Rumi Sufi Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:





Terima kasih telah membaca Syair Maulana Jalaluddin Rumi | Silahkan share Syair Maulana Jalaluddin Rumi melalui media sosial. Untuk menyimak posting terbaru silahkan Like Facebook :
| Twitter : | Youtube Channel:
Info :
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Disqus

 
Top