Rumi Sufi

0
Siapakah Dia?
Yang memenuhi dada dengan kesedihan;
lalu ketika engkau mengeluh-mengaduh pada-Nya,
diubahnya kepahitanmu menjadi manis.

Awalnya Dia tampil layaknya pengawas nan teliti;
sampai akhirnya kau kan dapati Dia bagaikan
sebuah Gudang Mutiara. [1]

Kekasih yang Maha Lembut:
Engkau lah yang dalam sekejap
mengubah keburukan menjadi kebaikan. [2]

Walau awalnya jiwa si hamba serendah setan,
digubah-Nya jadi secantik bidadari. [3]

Sebuah pemakaman dibuat-Nya
menjadi seindah pesta perkawinan. [4]

Dan Dia lah yang membuat orang
yang mengetahui dan menguasai dunia
terbutakan dari saat dia segumpal janin
dalam rahim ibunya. [5]

Dia yang mengubah kegelapan menjadi cahaya,
yang mengubah duri menjadi kelopak mawar;
Dia mencabut duri dari telapak tanganmu
dan menyediakan untukmu sebuah
pembaringan yang tersusun dari mawar.

Bagi Ibrahim, khalil-Nya, api dinyalakan-Nya,
dan diubah-Nya tanur Namrud menjadi
sesejuk bunga-bunga merekah. [6]

Dia limpahkan cahaya pada bintang-bintang,
dan ditolongnya mereka yang tak berdaya.
Dia mengganjar hamba-Nya,
bahkan memuji mereka.

Dia lah yang membuat dosa para pendosa
berserakan bagai dedaunan dilanda angin
bulan Desember;
ke telinga mereka yang menghujat-Nya
dilantunkan-Nya ayat bahwa Dia pengampun
bagi mereka yang bertaubat.

Dia berkata, "Wahai kaum yang beriman
maafkan lah orang yang tergelincir'; [7]
ketika sang hamba menegakkan shalat,
Dia lah yang diam-diam mengaminkan.

Adalah "Aamiin" dari-Nya yang membuat
sang hamba merasakan kebahagiaan
dalam shalatnya;
bagaikan buah tin, sisi lahiriah maupun batiniah
sang hamba menjadi manis dan menyenangkan. [8]

Rasa bahagia yang teramat mendalam ini
yang menguatkan tangan dan kaki sang hamba,
ketika dia dilintaskan melewati kesenangan
dan kemalangan;
karena rasa bahagia itu memberi kekuatan
setara kedigdayaan seorang Rustam
kepada tubuh seorang hamba yang rapuh.
Dalam rasa bahagia Ilahiah,
sang hamba bagaikan seorang Rustam; [9]
tanpa kehadirannya, bahkan seorang Rustam
terpuruk dalam liputan kepedihan;
dengan rasa bahagia ini lah jiwa diangkat
dan dikuatkan oleh Sang Wazir. [10]

Kukirimkan warta ini dengan sepenuh hatiku:
ia telah paham cara menempuh jalan dengan cepat--
membawa penjelasan tentang Syams ad-Diin
ke Tabriz-nya keimanan. [11]


Catatan:
[1] Terkait dengan pengertian tentang "Khazanah Tersembunyi," yang telah dibahas pada puisi-puisi yang lain.

[2] "kecuali mereka yang bertaubat, beriman dan beramal amal yang shalih, maka sayyiah mereka diganti Allah dengan hasanah..." (QS Al Furqaan [25]: 70)

[3] Ketika tenggelam dalam kejahilan jiwa seseorang dapat merosot serendah setan; dan sebaliknya ketika sungguh bertaubat dia dapat kembali meraih keindahan jiwanya.

[4] Suasana ketika seorang suci dimakamkan. Ada beberapa terjemahan di blog ini dimana Mawlana Rumi mengisyaratkan soal tersebut.

[5] Hakikat insan adalah jiwanya. Salah satu momen yang menakjubkan adalah saat jiwa itu yang didatangkan-Nya ketika janin (atau calon jasadnya) berusia 120 hari dalam rahim ibunya. Didalam jiwa terkandung Ruh.

[6] "... Wahai api, jadi lah sejuk dan jadi lah keselamatan bagi Ibrahim." (QS [21]: 69)

[7] "... orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan..." (QS [3]: 134)

[8] Salah satu pesan Rasulullah saw, dalam kutbah haji perpisahan bagi kaum beriman adalah agar orang lain terjaga dari tangan dan lisan mereka.

[9] Rustam: seorang pahlawan legendaris Persia kuno.

[10] Wazir atau penasehat bagi jiwa, Ruh al-Quds.

[11] Melukiskan ketakziman seorang Mawlana Rumi kepada Syamsuddin (Matahari Agama) at-Tabriz. Interaksi sepasang Waliyullah ini bagaikan Matahari dan Rembulan, atau Langit dan Bumi, dari sini dilahirkan bermacam pembelajaran berharga bagi para penempuh jalan taubat.


Sumber:
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, Ghazal 528
Diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh A.J. Arberyy dalam "Mystical Poems of Rumi 1" The University of Chicago Press, 1968.
http://ngrumi.blogspot.com

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Rumi Sufi Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:





Terima kasih telah membaca Siapakah Dia? | Silahkan share Siapakah Dia? melalui media sosial. Untuk menyimak posting terbaru silahkan Like Facebook :
| Twitter : | Youtube Channel:
Info :
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Disqus

 
Top