Rumi Sufi

0

Semula ingin kuceritakan padamu kisah hidupku, tetapi gelombang kepedihan tenggelamkan suaraku.

Kucoba utarakan sesuatu, tetapi pikiranku rawan dan remuk, laksana kaca.

Bahkan kapal paling megah bisa karam dalam gelombang-badai Laut Cinta apalagi biduk rapuhku, remuk berkeping-keping: tinggalkan ku sendiri, hanyut, hanya berpegangan ke sepotong papan.

Kecil dan tak berdaya timbul tenggelam dalam terpaan ombak, sampai tak kuketahui apakah aku ada atau tiada.

Ketika menurutku aku ada, kudapati diriku tak berharga. Saat ku tiada, kudapati nilai-nilai sejati diriku.

Seturut pasang-surut akalku, tiap hari mati aku, dan dihidupkan lagi; karenanya tak kuragukan sedikit pun adanya Hari Kebangkitan.

Ketika telah lelah, ku berburu cinta di alam dunia ini, akhirnya di Lembah Cinta ku berserah-diri: dan aku merdeka.

Sumber:
Jalaluddin RumiDivan-i Syamsi Tabriz, ghazal 1419.
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Azima Melita Kolin dan Maryam Mafi, dalam Rumi: Hidden Music, Harper Collins Publishers Ltd, 2001.

Divani-i Syamsi Tabriz: Merdeka Ketika Berserah Diri dalam format Video Naratif dapat disimak melalui: YOUTUBE MISTIKUS CHANNEL | Yuk SUBSCRIBE, Klik dibawah ini:







Terima kasih telah membaca Divani-i Syamsi Tabriz: Merdeka Ketika Berserah Diri | Silahkan share Divani-i Syamsi Tabriz: Merdeka Ketika Berserah Diri melalui media sosial. Untuk menyimak posting terbaru silahkan Like Facebook :
| Twitter : | Youtube Channel:
Info :
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Disqus

 
Top