Rumi Sufi

0
Untaian Syair Rumi

Mendayunglah Kalian Hingga ke Tepian ~ Jalaluddin Rumi

Kearifan cinta

Di manapun engkau,
Dan dalam keadaan apapun,
Berusahalah dengan sungguh-sungguh
Tuk menjadi seorang pencinta
Tatkala cinta benar-benar tiba
Dan menyelimutimu
Maka selamanya kau akan menjadi seorang pencinta.

KepadaNya, kita semua akan kembali ~ Jalaluddin Rumi

Aku mati sebagai mineral
dan menjelma sebagai tumbuhan,
aku mati sebagai tumbuhan
dan lahir kembali sebagai binatang.
Aku mati sebagai binatang dan kini manusia.
Kenapa aku harus takut?
Maut tidak pernah mengurangi sesuatu dari diriku.
Sekali lagi,
aku masih harus mati sebagai manusia,
dan lahir di alam para malaikat.
Bahkan setelah menjelma sebagai malaikat,
aku masih harus mati lagi;
Karena, kecuali Tuhan,
tidak ada sesuatu yang kekal abadi.
Setelah kelahiranku sebagai malaikat,
aku masih akan menjelma lagi
dalam bentuk yang tak kupahami.
Ah, biarkan diriku lenyap,
memasuki kekosongan, kasunyataan
Karena hanya dalam kasunyataan itu
terdengar nyanyian mulia;
“KepadaNya, kita semua akan kembali”

Penyair dan tokoh sufi terbesar dari Persia
Pada 5 Jamadil Akhir 672 H dalam usia 68 tahun Rumi dipanggil ke rahmatullah


Saudagar Dengan Kakak Tua (1)~ Jalaluddin Rumi

Lidah ini
bak batu
jua laksana besi
apa terpancar dari lidah
bagaikan api
Usah pukul batu
dengan besi
serampangan
untuk penceritaan
untuk lagak bangga
Kerana suasana gelap
tiap sudut penuh kapas
bagaimana bunga api
di tengah kapas?
Sezalim mereka
orang menutup mata
dengan ucap suara
membakar dunia

-Petikan dari Hikayat Saudagar dengan Kakak Tua dalam Pir Changi (Pemain Harp Tua)

Saudagar Dengan Kakak Tua (2) ~ Jalaluddin Rumi

Ketahuilah
perkataan
dari lidah
terluah tiba-tiba
bak panah lepas
dari busurnya
Anakku!
panah takkan kembali
dari jalannya
menghentikan alir air
mesti dari
mata airnya
Pabila berlalu
dari puncanya
kan menenggelamkan alam
kiranya merosak dunia
usah dihairankan.

-Petikan dari Hikayat Saudagar dengan Kakak Tua dalam Pir Changi (Pemain Harp Tua)
Rujukan: Bunga Rampai Sastera Parsi

Saudagar Dengan Kakak Tua (3)~ Jalaluddin Rumi

Katanya
duhai kakak tua cantik!
bersuara merdu
apa menimpamu
kenapa kau begini?
Duhai burungku!
berkicau manis
wahai burung
teman karib
kepercayaanku
Duhai burungku!
kemerduan irama
kaulah
anggur jiwaku
taman dan selasih manisku!

-Petikan dari Hikayat Saudagar dengan Kakak Tua dalam Pir Changi (Pemain Harp Tua)
Rujukan: Bunga Rampai Sastera Parsi


Arab Miskin Dan Isterinya ~ Jalaluddin Rumi

Suami isteri
harus dicontohi
satu dan lain
tidak kau perhatikan
sepasang sepatu?
Jika satu sempit di kaki
kedua-duanya tak berfungsi
bagimu
Tidak kau lihat
sebelah pintu kecil
lainnya besar?
‘tau serigala
kahwin dengan singa hutan?
Tak kan seimbang
sepasang guni
atas unta
satu ‘mat besar
Kupergi dengan
hati teguh
ke arah rela puas
kenapa kau tuju
caci cerca?

-Petikan dari Hikayat Arab Miskin dan Isterinya dalam Mathnawi

Mari Kemari ~ Jalaluddin Rumi

Mari Kemari, Datang... Datanglah
Mari kemari datanglah siapapun dirimu.
Pengelana, Peragu, dan Pecinta mari..kemari datanglah
Tak penting kau percaya atau tidak..
Mari, kemari … datanglah
Kami bukanlah caravan yang patah hati …
atau pintu-pintu dari keputus asa-an,
Mari kemari datanglah…
Meski kau telah jatuh ribuan kali,
Meski kau telah patahkan ribuan janji,
Mari kemari…datang. .. datanglah sekali lagi…


Puisi Bak Awan Hitam ~ Jalaluddin Rumi

Apalah puisi
perlu kubanggakan
kupunya seni
lain dari seni penyair
Puisi bak awan hitam
aku laksana bulan
tersembunyi belakang selubungnya
usah kaupanggil
awan nan hitam
bulan bersinar di angkasa

(Dikutip dari Nasr, “Rumi and The Sufi Tradition” hlm 177)

Pengawas Dan Pemabuk ~ Jalaluddin Rumi

Kata pemabuk
hai pengawas
tinggalkan daku
pergi jauh
siapa kan bisa
merebut gadaian
dari si dia tak berpakaian
Kiranya aku kuat
pasti kutuju rumahku
bagaimana ini
terjadi?
Andainya kupunya
akal dan wujud mungkin
aku di bangku
laksana syeikh.

(Petikan dari Hikayat Pengawas Dan Pemabuk dalam Mathnawi)
Rujukan : Bunga Rampai Sastera Parsi

Rahasia Sahabat ~ Jalaluddin Rumi (1207-1273M)

Padanya kukatakan
rahasia sahabat
lebih baik dengarkan
dalam isi ceritera
lebih baik rahasia kasih
diserlah dalam
bualan orang lain
Selain itu Rumi juga menuliskan syair-syair indah lainnya.

PUASA MEMBAKAR HIJAB

Rasa manis yang tersembunyi,
Ditemukan di dalam perut yang kosong ini!
Ketika perut kecapi telah terisi,
ia tidak dapat berdendang,
Baik dengan nada rendah ataupun tinggi.
Jika otak dan perutmu terbakar karena puasa,
Api mereka akan terus mengeluarkan ratapan dari dalam dadamu.
Melalui api itu, setiap waktu kau akan membakar seratus hijab.
Dan kau akan mendaki seribu derajat di atas jalan serta dalam hasratmu.

DIA TIDAK DI TEMPAT LAIN

Salib dan ummat Kristen, ujung ke ujung, sudah kuuji.
Dia tidak di Salib.
Aku pergi ke kuil Hindu, ke pagoda kuno.
Tidak ada tanda apa pun di dalamnya.
Menuju ke pegunungan Herat aku melangkah,
dan ke Kandahar Aku memandang.
Dia tidak di dataran tinggi
maupun dataran rendah. Dengan tegas,
aku pergi ke puncak gunung Kaf (yang menakjubkan).
Di sana cuma ada tempat tinggal
(legenda) burung Anqa.
Aku pergi ke Ka’bah di Mekkah.
Dia tidak ada di sana.
Aku menanyakannya kepada Avicenna (lbnu Sina) sang filosuf
Dia ada di luar jangkauan Avicenna …
Aku melihat ke dalam hatiku sendiri.
Di situlah, tempatnya, aku melihat dirinya.
Dia tidak di tempat lain.

DISEBABKAN RIDHO-NYA

Jika saja bukan karena keridhaan-Mu,
Apa yang dapat dilakukan oleh manusia yang seperti debu ini
dengan Cinta-Mu?

LETAK KEBENARAN

Kebenaran sepenuhnya bersemayam di dalam hakekat,
Tapi orang dungu mencarinya di dalam kenampakan.

KAU DAN AKU

Nikmati waktu selagi kita duduk di punjung,
Kau dan Aku;
Dalam dua bentuk dan dua wajah — dengan satu jiwa,
Kau dan Aku.
Warna-warni taman dan nyanyian burung memberi obat keabadian
Seketika kita menuju ke kebun buah-buahan, Kau dan Aku.
Bintang-bintang Surga keluar memandang kita –
Kita akan menunjukkan Bulan pada mereka, Kau dan Aku.
Kau dan Aku, dengan tiada ‘Kau’ atau ‘Aku’,
akan menjadi satu melalui rasa kita;
Bahagia, aman dari omong-kosong, Kau dan Aku.
Burung nuri yang ceria dari surga akan iri pada kita –
Ketika kita akan tertawa sedemikian rupa; Kau dan Aku.
Ini aneh, bahwa Kau dan Aku, di sudut sini …
Keduanya dalam satu nafas di Iraq, dan di Khurasan –
Kau dan Aku.

RAHASIA YANG TAK TERUNGKAP

Apapun yang kau dengar dan katakan (tentang Cinta),
Itu semua hanyalah kulit.
Sebab, inti dari Cinta adalah sebuah
rahasia yang tak terungkapkan.

HATI BERSIH MELIHAT TUHAN

Setiap orang melihat Yang Tak Terlihat
dalam persemayaman hatinya.
Dan penglihatan itu bergantung pada seberapakah
ia menggosok hati tersebut.
Bagi siapa yang menggosoknya hingga kilap,
maka bentuk-bentuk Yang Tak Terlihat
semakin nyata baginya.

KEMBALI PADA TUHAN

Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.Begitulah caranya!
Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepadaNya!Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan doamu
yang kering, munafik dan tanpa keyakinan;
karena Tuhan, dengan rahmatNya
akan tetap menerima mata wang palsumu!Jika engkau masih mempunyai
seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.Begitulah caranya!Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayuhlah datang, dan datanglah lagi!Karena Tuhan telah berfirman:
“Ketika engkau melambung ke angkasa
ataupun terpuruk ke dalam jurang,
ingatlah kepadaKu, karena Akulah jalan itu.”

KESUCIAN HATI

Di manapun, jalan untuk mencapai kesucian hati
ialah melalui kerendahan hati.
Maka dia akan sampai pada jawaban “Ya” dalam pertanyaan
Bukankah Aku Tuhanmu?

MEMAHAMI MAKNA

Seperti bentuk dalam sebuah cermin, kuikuti Wajah itu.
Tuhan menampakkan dan menyembunyikan sifat-sifat-Nya.
Tatkala Tuhan tertawa, maka akupun tertawa.
Dan manakala Tuhan gelisah, maka gelisahlah aku.
Maka katakana tentang Diri-Mu, ya Tuhan.
Agar segala makna terpahami, sebab mutiara-mutiara
makna yang telah aku rentangkan di atas kalung pembicaraan
berasal dari Lautan-Mu.

TUHAN HADIR DALAM TIAP GERAK

Tuhan berada dimana-mana.
Ia juga hadir dalam tiap gerak.
Namun Tuhan tidak bisa ditunjuk dengan ini dan itu.
Sebab wajah-Nya terpantul dalam keseluruhan ruang.
Walaupun sebenarnya Tuhan itu mengatasi ruang.

AKU ADALAH KEHIDUPAN KEKASIHKU

Apa yang dapat aku lakukan, wahai umat Muslim?
Aku tidak mengetahui diriku sendiri.
Aku bukan Kristen, bukan Yahudi,
bukan Majusi, bukan Islam.
Bukan dari Timur, maupun Barat.
Bukan dari darat, maupun laut.
Bukan dari Sumber Alam,
Bukan dari surga yang berputar,
Bukan dari bumi, air, udara, maupun api;
Bukan dari singgasana, penjara, eksistensi, maupun makhluk;
Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqseen;
Bukan dari kerajaan Iraq, maupun Khurasan;
Bukan dari dunia kini atau akan datang:
surga atau neraka;
Bukan dari Adam, Hawa,
taman Surgawi atau Firdaus;
Tempatku tidak bertempat,
jejakku tidak berjejak.
Baik raga maupun jiwaku: semuanya
adalah kehidupan Kekasihku …

LIHATLAH YANG TERDALAM

Jangan kau seperti iblis,
Hanya melihat air dan lumpur ketika memandang Adam.
Lihatlah di balik lumpur,
Beratus-ratus ribu taman yang indah!

KETERASINGAN DI DUNIA

Mengapa hati begitu terasing dalam dua dunia?
Itu disebabkan Tuhan Yang Tanpa Ruang,
Kita lemparkan menjadi terbatasi ruang.

RUMAH

Jika sepuluh orang ingin memasuki sebuah rumah,
dan hanya sembilan yang menemukan jalan masuk,
yang kesepuluh mestinya tidak mengatakan, “Ini sudah takdir Tuhan.”
Ia seharusnya mencari tahu apa kekurangannya.

DEBU DI ATAS CERMIN

Hidup/jiwa seperti cermin bening; tubuh adalah debu di atasnya.
Kecantikan kita tidak terasa, karena kita berada di bawah debu.

UPAYA

Ikat dua burung bersama.
Mereka tidak akan dapat terbang,
kendati mereka tahu memiliki empat sayap.

BURUNG HANTU

Hanya burung bersuara merdu yang dikurung.
Burung hantu tidak dimasukkan sangkar

DUA ALANG-ALANG

Dua alang-alang minum dari satu sungai.
Satunya palsu, lainnya tebu.

KERJA

Kerja bukan seperti yang dipikirkan orang.
Bukan sekadar sesuatu yang
jika sedang berlangsung, kau
dapat melihatnya dari luar.
Seberapa lama kita, di Bumi-dunia,
seperti anak-anak
Memenuhi lintasan kita dengan debu dan batu dan serpihan-serpihan?
Mari kita tinggalkan dunia
dan terbang ke surga,
Mari kita tinggalkan kekanak-kanakan
dan menuju ke kelompok Manusia.

BURUNG HANTU dan ELANG RAJA

Seekor elang kerajaan hinggap di dinding reruntuhan yang dihuni burung hantu.
Burung-burung hantu menakutkannya, si elang berkata, “Bagi kalian tempat ini mungkin tampak makmur, tetapi tempatku ada di pergelangan tangan raja.”
Beberapa burung hantu berteriak kepada temannya, “Jangan percaya kepadanya!
Ia menggunakan tipu muslihat untuk mencuri rumah kita.”

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Rumi Sufi Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:





Terima kasih telah membaca Untaian Syair Rumi | Silahkan share Untaian Syair Rumi melalui media sosial. Untuk menyimak posting terbaru silahkan Like Facebook :
| Twitter : | Youtube Channel:
Info :
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Disqus

 
Top