Sang hamba kecintaan makhluk,
yang dulu disanjung-puji dunia,
kini malah ditalaknya,
gerangan apa salahnya?
Itu karena dia memakai baju pinjaman,
dan lalu bersikap seolah memilikinya.
Kami mengambilnya kembali,
agar dia menjadi yakin,
bahwa semua khazanah itu milik Kami,
dan mereka yang cantik-molek itu
hanyalah para peminjam;
sehingga dia paham bahwa jubah-wujud itu
hanyalah sebuah pinjaman,
seberkas cahaya dari Matahari Wujud.
Semua keindahan, kuasa, kebajikan dan
kesempurnaan yang hadir ditempat ini
bersumber dari Matahari Kesempurnaan.
Berkas-berkas cahaya Sang Matahari itu,
kini kembali pulang,
bagaikan berputarnya bintang-bintang,
meninggalkan dinding-dinding ragawi ini.
Ketika cahaya matahari telah surut,
semua dinding menjadi gelap menghitam.
Semua yang mempesonamu,
pada wajah-wajah cantik,
adalah Cahaya Sang Matahari
terpantul pada kaca prisma.
Beragam corak kaca
membuat Cahaya tampil beraneka-warna.
Ketika prisma kaca beraneka-warna tak lagi ada,
barulah Cahaya tanpa-warna mempesonamu.
Bangunlah kebiasaan
menatap Cahaya tanpa prisma kaca,
sehingga ketika prisma kaca itu remuk,
tak lagi engkau buta.
Sumber:
Rumi, Matsnavi V: 981-991 Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.
Juga terdapat pada Rumi: Jewels of Remembrance Oleh Camille dan Kabir Helminski, Threshold Books, 1996 Bersumber dari terjemahan Persia - Inggris oleh Yahya Monastra
http://ngrumi.blogspot.com
Post a Comment Disqus Facebook