Rumi Sufi

0
Fihi Ma Fihi: Kata-Kata Bijak dari Negeri Rum (5)
Cerahnya hari muncul dari matahari. Namun apabila ada seseorang yang menghabiskan waktunya hanya untuk melihat bola matahari, dia tidak akan mendapat manfaat. Bahkan jika dia melakukan itu, matanya akan merasa silau. (96)

Manusia menganggap bahwa dirinya dapat bertumpu pada pengetahuan dan daya kemampuannya sendiri untuk berjihad. Namun setelah berjuang sekuat tenaga dan mengerahkan segala usaha serta menggunakan segala perangkat, dia hanya akan terjatuh ke dalam jurang keputusasaan. Lalu Tuhan berfirman kepadanya, “Kau anggap dirimu mampu melakukan amanah ini hanya bermodal kekuatanmu dan dengan amal dan usahamu sendiri. Sesungguhnya inilah takdir yang telah Aku tetapkan. Berusahalah dengan segala kemampuan untuk menempuh jalan Kami. Lalu karunia-Ku akan menghampirimu.” (100)

Beberapa orang mengejek Nabi Muhammad saw, seraya berkata, “Kenapa Al-Qur’an diwahyukan kepadamu kata demi kata, dan tidak bab per bab?”

Nabi menjawab, “Alangkah bodohnya pertanyaanmu itu. Andaikata Al-Qur’an diwahyukan semuanya kepadaku secara serentak, tentu aku segera meleleh hancur binasa.”

Orang yang mengabarkan sesuatu, memahami lebih banyak dari sesuatu yang hanya sedikit. Dari satu hal ia mampu memahami banyak hal. Dari satu baris, ia mampu memahami seluruh buku.

Persis seperti sekumpulan orang yang tengah duduk menyimak sebuah pementsan. Satu dari mereka telah mengetahui seluruh cerita, ketika ceritanya dimulai. Dari satu kiasan dia bisa memahami sebanyak yang orang lain telah dengar. Hal itu terjadi karena orang lain tidak menyadari seluruh situasi yang terjadi. Orang yang mengetahui semuanya, memahami lebih banyak dari sedikit saja yang diceritakan. (106)

Suatu saat gandum harganya senilai dengan emas, dan pada saat yang lain harganya senilai dengan kotoran. Meskipun nilainya berbeda, sesungguhnya bentuk gandum itu tetap sama.

Nilai dan harga bentuk gandum disebabkan adanya rasa cinta terhadapnya. Demikian juga, keahlian yang engkau cari berangkat dan dihargai karena cinta. Boleh jadi ia sekarang mempunyai nilai besar bagimu. Namun pada suatu masa ketika tidak ada tuntutan kebutuhan atas hal itu, tak seorang pun akan mempelajari atau melatihnya. (111)

Seseorang berkata, “Kita tidak sempurna.” Sering seseorang memikirkan dan mencela dirinya sambil berkata, “Sial, apa sebenarnya aku ini? Mengapa aku berlaku seperti ini?” Itu merupakan bukti cinta dan kebaikan Tuhan.

“Cinta ada selama celaan masih ada.” Karena seseorang akan memarahi yang dicintainya, bukan orang yang asing dengan dirinya. Ada berbagai jenis celaan. Menderita dalam kesakitan merupakan bukti cinta dan kebaikan Tuhan. (112)

Shalat, puasa dan bersedekah akan dibawa pada hari kebangkitan dan ditempatkan pada timbangan. Tetapi ketika cinta dibawa, ia tidak bisa ditimbang, dan timbangan takkan muat. Maka hal yang paling utama adalah cinta. Sekarang, ketika melihat cinta di dalam dirimu sendiri, buatlah ia meningkat dan tumbuh besar. (116)

Ketika Tuhan ingin menyempurnakan manusia dan mengubahnya menjadi manusia yang sempurna, Dia akan membuatnya mampu memasuki keadaan penyatuan dalam keesaan yang sempurna. Suatu wilayah di mana tidak ada dualitas maupun pemisahan. Segala penderitaan muncul karena menginginkan sesuatu yang tidak dapat diperoleh. Ketika engkau berhenti menginginkan sesuatu, maka tidak akan ada lagi penderitaan. (119)

Aku bagaikan taman kebahagiaan yang dikelilingi dinding terselimuti najis dan duri. Orang lewat yang hanya bisa melihat dinding dan najisnya mengapresiasikan buruk tentang taman. Kenapa mesti menyalahkan taman? Pendapat buruk tentang taman itu hanya akan merugikan orang lewat itu sendiri. Sebab ia takkan bisa masuk ke dalam taman kebahagiaan. Orang mesti menerima dinding untuk bisa masuk ke taman itu. Dan ketika orang mengkritik dinding, ia akan tetap berada di luar taman. (122)

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Rumi Sufi Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:





Terima kasih telah membaca Fihi Ma Fihi: Kata-Kata Bijak dari Negeri Rum (5) | Silahkan share Fihi Ma Fihi: Kata-Kata Bijak dari Negeri Rum (5) melalui media sosial. Untuk menyimak posting terbaru silahkan Like Facebook :
| Twitter : | Youtube Channel:
Info :
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Disqus

 
Top