Rumi Sufi

0
"Kemari... Kemarilah... Datanglah..."
"Bukan seorang Kristen,
Yahudi atau Muslim... Bukan pula seorang Hindu,
Sufi atau Zen... Saya bukan siapapun, bukan dari
Barat atau Timur. Saya hanya dimiliki oleh mereka
yang mencintai, yang melihat dua adalah satu...
satu tarikan napas manusia."

Dokumentasi Peringatan Mengenang Universalisme Ajaran Rumi
Begitulah kutipan syair yang paling sering disebutkan oleh mereka yang tampil di panggung dari penyanyi, penyair, hingga politisi. Siapapun dipanggil oleh Maulana Jalaluddin Rumi.

Nyanyian dan tarian yang mereka peragakan itu merupakan suguhan puncak perayaan ulang tahun Rumi pada 17 Desember 2009. Sekitar 1.500 orang menyaksikan penampilan itu. Bahkan Presiden Turki, Abdullah Gul, Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, serta pemimpin oposisi Cumhuriyet Halk Partisi (CHP) atau partai pewaris Kemal Ataturk, Deniz Baykal, hadir dalam acara tersebut.

Tak ada ada yang membantah universalisme ajaran Rumi, yang biasa disebut Hazrat Maulana oleh masyarakat Turki. Sebab, ajarannya menembus batas geografis, etnis bahkan agama. Rumi biasa menawarkan ajakan kepada siapapun untuk bergabung ke dalam naungan kebesaran dan rahmat Allah yang mampu menjangkau seluruh makhluk di muka bumi.

Panggilan yang datang dari kerendahan hati itu mampu mengetuk hati siapapun untuk datang dan menghadiri suguhan kerendahan itu. Sebab, dalam kata-kata, lirik serta tampilan Sema atau tarian darwis, dapat menarik pengunjung bagaikan magnet.

Sekitar 1.500 orang datang dan memenuhi seluruh kursi di Mevlana Kultural Merkezi. Mereka datang bukan karena adanya petinggi negara Turki, namun karena kebesaran dan ajaran Maulana Jalaluddin Rumi yang melegenda. Seorang pedagang produk pertanian yang menjadi penonton perayaan ulang tahun Rumi itu tak henti memutar biji tasbihnya.

Sementara di sebelah kiri lainnya seorang wanita yang menguraikan rambutnya juga duduk tenang menikmati seluruh acara. Di seberangnya, terlihat perempuan berjilbab yang juga penjaga salah satu stand, terlihat dari kalung tanda panitianya, asyik menggoyangkan kepalanya mengikuti irama musik sufi warisan Rumi.

Hati adalah kunci dari panggilan Rumi. Semua perhiasan terindah yang dikenal oleh manusia pada dasarnya adalah hati, demikian ia mengibaratkan. Hati itu pula yang akan terbit setelah penderitaan. Maka, walaupun memutarkan badan selama tak kurang dari satu jam adalah penderitaan bagi orang biasa, itu tak berarti apapun bagi para penari Sema.

Sejumlah 28 penari dengan wajah penuh khusyuk dan kepasrahan kepada Tuhan berputar dan berputar selama satu jam memenuhi arena. Setelah menyaksikan dan mengikuti prosesi tawaf di Baitul Haram yang menakjubkan, kini dalam waktu sepekan saja para penari Sema juga menampilkan betapa putaran alam itu adalah suatu keindahan yang bisa direnungkan dengan ketundukan pada pencipta-Nya.

Para penari Sema dengan pakaian putih dan penutup kepala khasnya berputar berlawanan arah jarum jam dengan tangan kanan mengarah ke atas sebagai simbol hubungan dirinya dengan pencipta-Nya.

Tangan kiri mengarah ke bawah sebagai perlambang betapa manusia juga harus menyeimbangkan diri kepada alam. Dengan mengarahkan hati kepada Tuhan dan alam, maka penderitaan yang sejatinya dialami seorang manusia dapat dihilangkan. Itulah rahasia mengapa para penari Sema tak merasa pusing melakukan putaran-putaran perlambang keharmonisan alam itu.

Sekat Politik dan Klaim

Karena panggilan itu adalah panggilan yang universal, semua pun merasa berhak mendapat panggilan itu dan merasa gagasannya pun didukung oleh ajaran itu. Deniz Baykal, sang pemimpin oposisi, merasa yakin bahwa Rumi mendukung gagasan kebesaran satu identitas universal.

Menurut Baykal, universalisme itu penegasan satunya identitas bangsa Turki, gagasan yang diusung oleh para nasionalis di Turki. Pasalnya, pihak oposisi bertarung dengan partai pemerintah yang mengusulkan paket inisiatif dalam penyelesaian masalah Kurdi. Paket inisiatif itu dengan memberikan pengakuan atas adanya identitas Kurdi di dalam negara tersebut.

Klaim itu juga dilakukan oleh Erdogan, sang Perdana Menteri. Erdogan dengan bangga menyebut berulang kali kata keadilan sebagai elemen penting dari ajaran Rumi yang harus diingat dan ditransmisikan ke generasi berikut. Tak heran, karena nama partainya adalah Partai Keadilan dan Pembangunan.

Panggilan Rumi memang mampu menembus batas dan sekat yang mengotakkan manusia. Namun di rumahnya sendiri, ajaran itu belum mampu menembus batas-batas akibat perbedaan politik yang teramat tajam di antara politisi Turki.

Bahkan, dalam perayaan ulang tahun Rumi itu, Baykal tak mampu menggerakkan hatinya untuk sekedar memberi apresiasi kepada Erdogan atas pidatonya dengan sekedar memberi tepuk tangan. Sebab, ia tetap asyik duduk tenang sementara seluruh pengunjung memberi tepuk tangan kepada Perdana Menterinya. Namun, ia dengan senang bertepuk tangan atas penampilan grup musik, penyair dan penari Sema.

Syahrul Hidayat,
Kandidat Doktoral
University of Exeter UK, dari Konya-Ankara



Sumber:
http://www.republika.co.id/berita/no-channel/09/12/27/98280-mengenang-universalisme-ajaran-rumi

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Rumi Sufi Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:





Terima kasih telah membaca Dokumentasi Peringatan Mengenang Universalisme Ajaran Rumi | Silahkan share Dokumentasi Peringatan Mengenang Universalisme Ajaran Rumi melalui media sosial. Untuk menyimak posting terbaru silahkan Like Facebook :
| Twitter : | Youtube Channel:
Info :
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Disqus

 
Top