Rumi Sufi

0
Jalan Cinta Rumi
Kehidupan Jalaluddin Rumi, seorang Sufi abad XIII yang di Barat dikenal sebagai 'Rumi', terdokumentasi dengan baik. Dan, beberapa bagian dalam buku ini diambil dari biografinya itu. Saya merasa berutang budi pada anak yang sekaligus penulis biografinya yang pertama, yaitu Sultan Walad; juga pada Syamsuddin Aflaki, penulis hagiografi abad XIV. Sumber lebih baru yang saya gunakan juga adalah buku-buku Afzal Iqbal, Mehmet Onder dan Annemarie Schimmel. Dan, untuk memperluas wawasan mengenai jalan Sufi, saya sangat terbantu oleh karya Idries Shah dan Irena Tweedie. Maka, saya berterima kasih pada mereka. Jalan Cinta ini sebenarnya merupakan novel. Dan, saya dalam menuliskan kisahnya ini telah menggunakan kebebasan sebagai seorang novelis. Maka, dalam penggambaran maupun penerjemahan, bila terjadi kesalahan dalam penuturannya, hal itu merupakan tanggung jawab saya.

Fakta kehidupan pribadi merupakan bayangan semata dari perhitungan yang sebenarnya. Atau lebih tepat merupakan cahaya bagi kehidupan pribadi. Rumi adalah pijar cahaya, yang nyalanya menyebar lewat kata-kata bijak yang ia wariskan. Lebih dari teks-teks lain mana pun, warisannya itu berupa kumpulan puisi monumental, yang saya jadikan sebagai awal dan akhir riset saya ini. Dan, saya berterima kasih pada penulis asli maupun para penerjemahnya, khususnya R. A. Nicholson, Nevit Oguz Ergin, dan Coleman Barks. Hikayat dan ajaran dalam novel ini adalah milik Rumi; sedangkan puisi-puisi di halaman 212 dan 235 adalah milik saya.

Saya juga berterima kasih atas dukungan dari British Library/Penguin Books Fellowship, dan pada Muhammad Isa Waley, Kepala Persian and Turkish Collections di British Library, atas waktu dan kesediaannya menjawab pertanyaan-pertanyaan saya.

-000-

Jalaluddin (secara harfiah berarti, 'Keagungan Agama') tidak pernah pulih dari pengaruh pertemuannya dengan Syams ('matahari') dari Tabriz. Dalam usahanya untuk mengungkapkan wawasan spiritualnya dia menyalurkannya lewat beribu-ribu syair, yang disenandungkan secara spontan yang kemudian dicatat oleh para santrinya. Walau karyanya yang belakangan, Matsnawi, dihubungkan dengan al-Qur an berkenaan dengan arti spiritualnya, dia tidak terlalu menyukai kata-katanya sendiri; syair itu diucapkannya semata-mata karena orang menuntut adanya kata-kata yang terlontar dari dirinya maka dia pun menguraikan seluruh wawasan spiritualnya lewat syair-syair itu. Kata-kata yang indah dan bijaksana, bisa menunjuk kepada Allah, tapi tak satu kata pun yang bisa membawamu kepadaNya. Kita harus melanjutkan akhir perjalanan itu dalam diam, karena jalan Sufi adalah jalan cinta, dan cinta yang sebenarnya senantiasa mengatup-mulut.

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Rumi Sufi Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:





Terima kasih telah membaca Jalan Cinta Rumi: Sebuah Pengantar | Silahkan share Jalan Cinta Rumi: Sebuah Pengantar melalui media sosial. Untuk menyimak posting terbaru silahkan Like Facebook :
| Twitter : | Youtube Channel:
Info :
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Disqus

 
Top